Rabu 14 Oktober 2020 siang, saya bersama Leader Zurich saya secara estafet berkunjung ke empat rumah sahabat satu paguyuban arisan. Tempat tinggal kami saling berjauhan. Meski sama-sama di Yogyakarta diperlukan waktu dan tenaga untuk mencapai rumah-rumah itu. Ke rumah pertama kami mengantar polis Zurich Proteksi 8 untuk teman kami yang sudah bergabung. 

Teman ini dengan semangat bergabung karena menurutnya 8 tahun itu waktu yang singkat untuk menabung. Agar kita bisa menghemat dan memanen di kemudian hari, maka menabung dari sekarang adalah pilihan yang tepat. Apalagi dilengkapi dengan proteksi jiwa, kalau-kalau terjadi sesuatu pada kita sebagai pencari nafkah. Ada sesuatu yang dipersiapkan dan ditinggalkan untuk orang-orang terkasih yang ditinggalkan. 

Selanjutnya kami ke rumah teman kedua. Kami disambut dengan suguhan tradisional dan penuh kekeluargaan. Di tempat inilah kami berjumpa dengan si Beti. Teman kami menghubungi pamannya yang di Flores. Ia mengajak untuk menabung selama 8 tahun bersama Zurich. Sang paman sangat bersemangat karena pernah merasakan manfaat dari asuransi lain. Tapi sang paman meminta agar istrinya yang akan gabung duluan karena usianya lebih tua darinya. Dan menurutnya orang lebih tua kemungkinan untuk meninggal lebih besar. Ketika diganggu loh kok istrinya lebih tua, dengan sambal tertawa dia menjawab, “Beda Tipis sa.” Dari sinilah kami menemukan si Beti alias si beda tipis ini.

Paman yang lucu ini begitu yakin bahwa orang yang lebih tua harus dilindungi lebih dulu karena ada kemungkinan untuk meninggal lebih dulu. Teori probabilitas menurut orang kampong diukur dari jumlah usia. Si Paman lupa bahwa untuk peristiwa yang satu ini, teori probabilitas itu tidak berlaku. Karena tidak berdasarkan urutan umur tetapi berdasarkan tingkat kesehatan dan juga terserah Tuhan yang mau.

Setelah ngobrol banyak hal, khususnya mendengarkan kisah perjuangan mereka, kami selanjutnya ke tempat teman lain di wilayah utara, persisnya tidak jauh dari gunung Merapi. Semula tidak ada rencana ke sana, tetapi dalam perjalanan spontan ada ide untuk mengunjungi mereka, karena memang sudah sejak Covid ini belum pernah saling bertemu lagi. Kami beruntung karena meski datang tanpa janjian, kami bisa menjumpai semuanya dalam keadaan sehat. Sang suami yang kebetulan pulang sebentar dari kantor bisa sekalian kami temui juga. Sambil ngobrol macam-macam kami mengedukasi tentang pentingnya menabung apalagi yang ada perlindungan jiwanya. Kami juga disuguhi buah semangka yang segar di siang hari yang lumayan terik.

Kemudian kami menuju ke teman kami yang lain. Masih di wilayah utara juga tetapi di bagian barat. Di sana kami hanya menemui istri dan anaknya. Sedangkan teman kami baru saja berangkat kerja. Dia masuk shift siang. Ya seperti di rumah teman kami sebelumnya, kami saling menanyakan keadaan keluarga dan saling bercerita banyak hal, mulai keadaan rumah, kesehatan dan pendidikan anak-anak, dll. Tentu saja termasuk juga tentang menabung yang berproteksi. Istri teman kami lalu dengan spontan menceritakan semua persoalannya menyangkut keuangan rumah tangga. Dengan semangat dia bercerita bahwa tentang hal ini, sebagai istri dia benar-benar harus panjang usus supaya bisa sabar dalam segala hal. Di akhir kisahnya, ada rasa ploongg di hatinya. Belum pernah ia mencurhatkan isi hatinya seperti ini kepada siapapun. Panjang sabar dan panjang usus dalam hidup berkeluarga tentu bervariasi menurut pengalaman masing-masing. Panjang usus dalam cerita teman kami inilah yang melengkapi judul Beti tadi. 

Dalam proses mengedukasi tentang pentingnya asuransi, kami telah berusaha hadir sebagai teman yang mau mendengarkan semua keluh kesah teman. Kita siap menjadi kotak sampah untuk menampung aneka kisah menyedihkan atau menyenangkan. Saat mereka sedih, kita perlu membiarkan diri mereka menumpahkan semua kekesalannya kepada kita. Seorang agen yang utama itu bukan menjual produk, tetapi datang sebagai sahabat yang siap membantu. Soal orang mau bergabung atau tidak itu hanya soal waktu dan keadaan keuangan yang bersangkutan. Tetapi edukasi tetap kita berikan sebagai bagian dari misi people helping people. 

Perjalanan hampir seharian dengan jarak tempuh kurang lebih 80km (pergi dan pulang) memberikan manfaat yang banyak bagiku dan Leader saya. Kami bisa menemukan ragamnya persoalan, bisa menemukan Si Beti yang panjang usus, teman yang semangat mau bergabung saat jumpa langsung namun berubah total saat follow up. 

Si Beti yang panjang usus bisa jadi ada di mana-mana, dan mereka perlu dibantu untuk diberi perlidungan jiwa kalau-kalau terjadi risiko pada pencari nafkah utama dalam keluarga mereka.

#Zurich

#Proteksi8

#Arsipperjalanan

Spread the love