Oleh: Alfred B. Jogo Ena

“Sahabat kadang hadir pada saat yang tak terduga. Ketika kita merasa kehilangan segala harapan, ia datang memberi harapan baru” (ABJE).

Sahabat adalah seorang yang selalu siap menjadi “tempat sampah.” Tempat sampah? Aneh ya! Sahabat kok disamakan dengan tempat sampah sih. Seorang sahabat harus selalu siap menjadi tempat curahan hati (curhat) bagi sahabatnya. Kapanpun dan di manapun dia sempat, dia harus siap memberikan dirinya bagi sang sahabat. Dia harus selalu siap menjadi penting bagi dan dibutuhkan oleh sahabatnya.


Menjadi sahabat berarti selalu merasa diri dibutuhkan dan selalu merasa siap untuk ada bagi dan bersama sahabat. Dengan selalu ada bagi sahabat, “kita akan mampu melihat dan menemukan kebaikan dalam diri sesama dan dalam segala situasi”, tegas Brian Tracy. Dengan selalu siap untuk ada bagi sahabat, maka, “bukan apa yang kita dapat, tetapi akan menjadi apa kita dan apa yang dapat kita berikan, yang akan memberi arti dalam hidup kita”, kata Anthony Robbins.


Dengan selalu siap ada bagi sahabat berarti 1) menaruh kepercayaan penuh kepadanya; 2) menjadikannya sebagai salah satu kekuatan kita; 3) menjauhkan diri dari sikap angkuh dan tak mau tahu keberadaan sesama; 4) belajar bersama menerima kenyataan hidup yang sebenarnya; 5) belajar menjauhkan diri dari sikap menuntut orang lain apa yang tidak mampu kita lakukan; 6) belajar mencintai sesama seperti kita ingin dicintai; 7) belajar untuk hidup terbuka, jujur dan rendah hati; 8) belajar berkembang bersama dengan tidak mementingkan diri sendiri, serta rela berbagi. (abje)

Spread the love