Oleh: Alfred B. Jogo Ena
“Tempatkan orang lain secara istimewa dalam hatimu, maka Anda akan selalu ada dalam hatinya” (ABJE).
Seorang Guru pernah mengatakan, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” Kasih itulah yang membuat seseorang selalu mempunyai ruang dalam hatinya untuk sahabatnya. Persahabatan yang didasari oleh kasih nan tulus tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Sahabat ibarat susu yang menghidupkan…dan selalu memberi ruang perkembangan bagi orang menjadi sahabatnya. Dalam perjalanan waktu, sebagai sahabat, kita perlu rendah hati dengan mendengarkan, menaruh rasa hormat, tulus serta sabar. Kiranya tepat nasihat Richard Carlson berikut, “berusahalah lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Tetap hormat dan sopan. Tunjukkan ketulusan dan kesungguhan kepedulian kita. Ajukan pertanyaan dan sabar. Kunci suatu hubungan adalah membuat orang yang bersama kita atau berbicara dengan kita merasa seolah-olah ia orang penting dalam hidup kita saat ini. Kita perlu hadir secara utuh bersama mereka – setulus mungkin sehingga mereka merasa istimewa”.
Dengan membuat mereka merasa istimewa dan berharga, mereka akan semakin membuka diri dan hatinya bagi kita. Kitalah sahabatnya yang selalu dibawanya kemanapun, karena kita ada bersama dalam hatinya. Suatu saat nanti (tentu ini bukan tujuan utama persahabatan kita) dia akan membalaskan kebaikan kita dengan menjadikan kita istimewa dan berharga, kalau tidak pada kita sendiri, tentu ia akan melakukan kebaikan itu pada orang lain…(abje)