Oleh: Alfred B. Jogo Ena
“Jangan sekali-kali kita berteman dengan orang lain hanya karena ia bermanfaat atau berguna bagi kita saat kita membutuhkannya” (ABJE).
Hendaknya kita tidak mengukur hidup sahabat dengan hidup kita. Kita memperlakukan sahabat seperti keinginan dan pemikiran kita. Jarang sekali kita memperlakukan mereka seperti mereka ingin diperlakukan. Menerima mereka seperti mereka ingin diterima. Dalam menjalin hubungan dengan sesama atau sahabat kita, hendaknya kita berusaha untuk tidak menghakimi, tidak mengecam, tidak meremehkan atau menganggap diri lebih dari mereka. Jangan sekali-kali kita berteman dengan orang lain hanya karena ia bermanfaat, berguna atau memiliki banyak harta. Tetapi hendaklah kita bersahabat dengan semua orang dengan melihat bahwa mereka adalah “diriku yang lain”, yang tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Bersahabat tidak memberikan kondisi apapun. “Saya bersahabat denganmu, supaya…..” Tetapi sebaiknya dalam menjalin persahabatan kita perlakukan, “Saya bersahabat denganmu, walaupun…..” Jadi kita bersahabat dengan seseorang mencakup seluruh kepribadiannya, walaupun tidak sesuai dengan harapan kita.
Kehadiran sahabat entah langsung atau tidak langsung, entah besar atau kecil, entah sengaja atau tidak sengaja, akan ikut mewarnai hidup kita. Kehadirannya membawa sesuatu yang lain, sesuatu yang “bernas” dan berbuah indah. Untuk mampu mengalami perubahan dalam hidup persahabatan, hendaknya kita selalu berusaha dan berbuat yang jujur, ikhlas, tulus sehingga mampu menjadi daya tarik bagi orang lain untuk menjadi sahabatnya. Sekecil apapun, seremeh apapun relasi kita, kita harus beruapaya untuk dapat dipercaya oleh sahabat kita sendiri. (abje)