Oleh: Alfred B. Jogo Ena
“Sahabat sejati harus mampu melewati kegelapan, mengulurkan tangan dan menuntun sahabatnya keluar dari ketakutanny” (ABJE).
Betapa berartinya kehadiran seorang sahabat. Dia bisa menjadi best guard bagi seseorang yang sedang ketakutan. Seseorang yang takut (takut dalam arti luas: bisa tentang masa depannya, bisa tentang bagaimana harus berhadapan dengan orang tuanya, bisa tentang masa depan cintanya dengan kekasih hatinya, dll.) sangat membutuhkan kehadiran seorang sahabat.
Sahabat sejati harus mampu melewati tahap-tahap yang paling gelap bersamanya. Ia hadir untuk mengulurkan tangan dan menuntun sahabatnya keluar dari perasaan dan kungkungan ketakutannya. Bahkan dalam arti yang religius, seorang sahabat mampu mendukung sahabatnya untuk berani menemukan kembali jalan Allah yang telah ditinggalkannya. Seorang sahabat yang sungguh mengasihi sahabatnya mampu “mempersembahkan” ketakutan sang sahabat pada Sahabat Abadi.
Jika seorang sahabat mampu “mengembalikan” sang sahabat dari ketakutan, maka jadikanlah persahabatan itu seperti air yang terus mengalir dan memberikan kesegaran, kesejukan pada lingkup kehidupan sekitarnya. Air terus menerus memberi dan memberi tanpa mengeluh. Air memberikan kesegaran kepada semua makhluk yang haus. Air memberikan kehidupan kepada semua insan di dunia ini. Jadikanlah persahabatan itu seperti bumi tempat kita hidup dan berpijak. Bumi yang selalu memberi dan terus memberi, meski kita membakar semua hutan belantara, tetapi pada musim hujan, bumi akan menumbuhkan tumbuhan baru bagi kita. Meskipun kita menguras dan terus menguras kekayaan alamnya, kekayaan alam tidak pernah habis.
Jadikanlah persahabatan itu seperti matahari yang terus-menerus memberikan sinarnya kepada alam semesta tanpa mengeluh atau mogok. Sejak awal mula ia telah menyinari segala makhluk di bumi ini, tanpa membeda-bedakan. (Meski karena alasan geografis, tidak semua orang di dunia ini bisa menikmati indahnya mentari sebagaimana kita di daerah tropis). (abje)