Oleh: Alfred B. Jogo Ena

#Pentigraf

Wajahnya ceria. Senyum tersungging di bibir tipisnya. Jemarinya dengan lentik menari-nari di atas ipadnya. Ia sama sekali tidak peduli dengan teman lain yang sedang makan di hadapannya. Porsi mie ayamnya telah tandas. Es jeruknya sudah setengah habis. Ah beginikah situasi di era modern ini? Tiap orang menjadi tidak peduli lagi dengan sesamanya. Orang hanya sibuk dengan dunianya: dunia maya, dunia jempol, dunia klikers, dunia hanya aku dan yang di seberang sana entah di mana.

Aku penasaran dengan tingkahnya yang sama sekali tidak pedulikan diriku. Persis di sampingnya. Krontangg…bunyi sendok makanku yang sengaja kujatuhkan di dekat kakinya. Dia kaget, lalu menunduk dan memungut sendok itu. Dia melap dengan tissu di depannya dan menyerahkan sendok itu padaku. Aku mengulurkan tanganku sambil berterima kasih. Aduh, senyum dan lesung pipinya…Aku kira dia gadis egois, ternyata gadis yang peduli.

Kuulurkan tanganku sambil menyebut namaku, “Edo” Dia membalas jabat tanganku, “Gaudete” sambil menyebut namanya. Waow nama yang keren. “Pantasan wajahnya selalu ceria dan gembira”, batinku. Tahukah artinya namamu itu? Dia menggeleng. Gaudete artinya sukacita. Namanya yang cocok dengan orangnya. Kami lalu tertawa bersama sembari aku habiskan mie ayamku. Gaudete, merasuklah ke segala jiwa…

Spread the love