Catatan Akhir Tahun

Oleh: Alfred B. Jogo Ena

Pada Sabtu terakhir di pekan terakhir Desember 2022, Gereja memperingati (secara fakultatif) Santo Silvester I, Paus dan Santa Melania, Martir. Injil yang dibacakan hari ini dikutip dari Yohanes 1:1-18. “Pada mulanya adalah Firman. Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Pada mulanya adalah Allah….dan pada akhirnya adalah Allah. Kita mengalir dari hulu (Allah) menuju ke hilir (Allah) dan bermuara pada Allah. Hulu dan hilir hidup kita bermuara pada Allah sendiri. Tak ada manusia yang bisa memungkirinya, karena ia hanya bisa ada dan hidup dalam Allah. Ini seperti permainan kata-kata. Namun sesungguhnya permainan ini tidak bisa dimainkan dengan sesuka hati oleh manusia.

Tentu selama kita mengarungi hidup kita dari hulu ke hilir, ada jatuh dan bangun, sukses dan gagal, sukacita dan dukacita yang menyertai kita. Kita jatuh ketika sedang berada di ketinggian kesuksesan atau kesehatan yang mumpuni, kita gagal ketika kita merasa kesuksesan tinggal tarikan nafas terakhir akan kita raih, atau kita berduka kala orang yang kita kasihi, sahabat yang selalu menemani kita tiba-tiba harus kembali kepada Penciptanya.

Sebagai umat beriman kita selalu punya pengharapan bahwa kegagalan dan dukacita yang menemani kesuksesan dan sukacita membuat kita semakin kuat dan yakin akan peran dan kehadiran Allah dalam hidup kita. Karena pada mulanya dan pada akhirnya kita bersama-sama dengan Allah dalam Firman yang menjelma yang baru saja kita rayakan dalam natal.

Ada hal-hal yang bisa kita prediksi, ada juga hal yang tidak bisa kita prediksi dan itu terjadi di luar kehendak insani kita. Itu sudah masuk ranah ilahi milik Allah. Siapa yang bisa memprediksi bahwa gempa bumi akan terjadi di daerah tertentu? Siapa yang bisa memprediksi bahwa seseorang yang habis tertawa atau bahkan teleponan dengan kita tiba-tiba pergi meninggalkan kita untuk selamanya?

Memang tidak semua yang direncanakan di awal tahun 2022 berjalan lancar sesuai dengan harapan. Bahkan banyak yang terjadi justru tidak sesuai harapan. Namun yang patut disyukuri adalah, kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk terus menghirup dan menghembuskan nafas dan tetap sehat. Itulah karunia terbesar dan terindah dari Allah sendiri.

Pada mulanya kita mengawali tahun 2022 bersama Allah untuk memohon berkat-Nya, dan pada akhirnya kita akan menutup tahun 2022 ini bersama Tuhan juga untuk bersyukur atas semua yang telah Dia anugerahkan sepanjang tahun kepada kita. Dalam jatuh dan bangun, kita terus meyakini Dia tak pernah meninggalkan kita sendirian, meski sebagai manusia kita kadang merasa dibiarkan Allah untuk berjalan sendirian.

Semoga kita bisa mengakhiri tahun 2022 ini dalam keadaan sehat walfiat penuh syukur atas semua karunia kehidupan yang telah kita terima, seraya memohon berkat untuk tahun 2023, tahun penuh harapan agar kita bangkit dan pulih lebih cepat dalam dan bersama dengan Allah sendiri.

Terima kasih kepada para sahabat yang telah menemani dan berjalan bersama kami sepanjang tahun 2022. Terima kasih atas segala uluran tangan yang penuh kasih dalam bentuk perhatian dan doa. Mohon maaf yang sebesar-besarnya bilamana ada luka yang tergores akibat salah kata yang disengaja atau pun tidak, juga atas kealpaan kami untuk membalas kebaikan Anda. Semoga Anda sekalian senantiasa dilimpahi oleh berkat dan kasih Allah sendiri.

Untuk yang sudah meninggal, semoga mereka kini boleh menjadi pendoa bagi kita yang masih berziarah di atas bumi ini. Dan segala pujian hanya demi kemuliaan nama Tuhan yang kita puji sejak awal mula hingga akhir hidup kita.

Spread the love