#Pentigrafruang
Oleh: Alfred B. Jogo Ena
Mark Elliot Zuckerberg mungkin tak pernah mengira jika Facebook miliknya akan menjadi ruang-ruang yang menumbuhkan nostalgia, ruang memori atas cinta lama yang bersemi kembali, ruang pertemanan yang dipertemukan kembali sehingga jarak menjadi sedekat jemari. Tidak ketinggalan Ren dan Uni, teman yang hilang kontak oleh jarak dan masa sejak mereka tamat sekolah menengah di sebuah pelosok di Nusantara.
Teman-teman SMP Negeri Selepas Pergi angkatan 1980 pun tak ketinggalan. Ketua alumni membuat grup untuk memfasilitasi kopdar pertama mereka. Hari pelaksanaan sudah ditentukan, disepakati pula agar mereka datang tanpa pasangan suami istri. Kesepakatan ini menggembirakan Ren dan Uni karena mereka belum punya pasangan. “Teman-teman, kopdar tidak bisa kita lakukan karena covid-19.” Grup alumni heboh. Sedih dan kecewa mewarnai diskusi mereka akibat tak bisa bersua muka secara langsung.
Tidak demikian dengan Ren dan Uni. Mereka diam-diam tetap berjanji untuk saling ketemu. Pulau Dewata menjadi ruang jumpa. Rindu yang makin bergemuruh membuat mereka nekad menerobos larangan bepergian yang bisa diatur jika ada uang. Persis tanggal kopdar angkatan, mereka tiba di Bali. Belum usai lelah di badan, keduanya terserang covid dan dibawa ke RS Sanglah, Denpasar oleh pihak hotel. Keduanya tak tertolong, diurus secara protokoler dan dimakamkan berdampingan. Dari kejauhan tulisan samar terbaca seperti, “RIP REUNI” pada salib di pusara mereka.