(Mengenang mereka yang sudah beralih ke kehidupan lain)

Oleh: Alfred B. Jogo Ena

Setelah pada tanggal 1 November kita merayakan hari semua orang kudus, hari ini, 2 November, kita merayakan hari arwah semua orang beriman? Mengapa perlu dirayakan? Gereja meyakini bahwa arwah orang beriman masih berada di api penyucian sehingga membutuhkan doa-doa kita (gereja) agar mereka memperoleh kerahiman Allah dan diperkenankan masuk surga. Dalam Katekismus Gereja Katolik 1030 ditegaskan bahwa arwah semua orang beriman belum disucikan sepenuhnya dan masih harus menjalankan penyucian agar dapat masuk ke dalam kegembiraan surga.

Adalah tugas kita orang beriman, jemaat gereja yang masih berziarah ini untuk membantu arwah orang beriman untuk mendapatkan kerahiman Allah, mendapatkan indulgensi dan pembebasan dari dosa-dosa mereka. Keyakinan Gereja ini bahkan sudah ada sejak perjanjian lama sebagaimana ditegaskan dalam 2 Makabe 12:45: kita mengadakan korban pengampunan agar semua orang yang sudah mati dilepaskan dari dosa. Korban pengampunan itulah yang hari ini gereja rayakan, keluarga-keluarga katolik lakukan untuk memohonkan pengampunan dan belas kasih Allah, agar mereka yang masih di api penyucian boleh masuk dan menikmati kebahagiaan kekal dalam surga bersama semua orang kudus (yang sudah dirayakan kemarin).

Selain itu, mengenang dan mendoakan arwah orang beriman, terutama anggota keluarga kita memperlihatkan adanya relasi yang tak terputus sekalipun kita berada di dua dunia yang berbeda. Kita tak pernah merasakan bahwa anggota keluarga yang sudah meninggal sudah putus hubungan dengan kita yang masih hidup. Kita hanya terputus secara fisik dalam ruang dan waktu, tetapi tidak terputus secara emosional dalam roh dan cinta. Dari merekalah – para leluhur, bapak dan ibu kita – kita bisa berada di sini, sekarang. Keberadaan kita kini dan di sinilah yang menggerakkan kita untuk selalu bersyukur dan mengenang cinta itu dalam doa-doa kita. Itulah ikatan cinta, ikatan darah yang mengalir dalam tubuh kita, ikatan kasih persahabatan yang masih tersambung.

Mengenang dan mendoakan arwah orang beriman berarti bahwa selain memohonkan kerahiman Allah atas mereka, juga kita memohonkan rahmat iman agar kelak bila kita kembali kepadaNYA kita pun mengalami kerahiman Allah.

Secara khusus saya ingin mengenang para leluhur dan keluarga yang sudah meninggal di Wajo, Keo Tengah, Nagekeo, di Nunukae dan di Sumba Barat Daya. Teristimewa untuk Bapak dan Mama tercinta. Bahagialah di surga. Doakanlah kami yang masih berziarah di dunia ini.

Bapak Clemens Kolo dan Mama Persila Goo

Spread the love