Oleh: Alfred B. Jogo Ena

MENDENGARKAN ITU BERBICARA DUA KALI

Dalam berelasi kita sering sibuk memikirkan hadiah atau kado untuk sesama berupa barang yang mahal dan mewah atau yang tahan lama dan terus diingat. Tetapi orang sering melupakan kado/hadiah yang penting ini: MENDENGARKAN. Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Kebanyakan orang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan.

Keharmonisan hubungan antarmanusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati.

Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskan kisahnya, unek-uneknya, curahan hatinya, kegalauannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

Dengan MENDENGARKAN Anda telah berbicara dua kali. Karena pertama Anda membiarkan telinga dan hati Anda yang berbicara dalam diam, dalam sikap penuh perhatian. Dan kedua karena Anda membiarkan bibir Anda terkatup tanpa kata (berbicara secara non ferbal dalam gimmick yang welcoming, lewat senyuman yang meneduhkan, lewat tatapan mata yang menguatkannya. Sehingga tanpa katapun, Anda telah berbicara dua kali kepada lawan bicara Anda.

Diam yang mendengarkan adalah diam yang aktif menyalurkan semangat dan aura positif kepada lawan bicara. Anda telah hadir dan memberikan hadiah yang indah, yang tidak bisa dicuri, yang tidak bisa rusak apalagi dimakan ngengat, yang tidak bisa pecah berantakan.

Jadilah pendengar yang baik, sebab dengan demikian Anda telah menjadi pembicara yang baik.

Spread the love