Oleh: Afred B. Jogo Ena
Menulis adalah sebuah olah daya pikir yang dilakukan secara subjektif melalui aneka tahapan sehingga hasilnya objketif bagi para pembacanya. Ada berbagai manfaat yang diperoleh seseorang saat menulis sesuatu. Berikut lima manfaat menulis menurut penelitian Dr. Pennebaker, antara lain:
1. Menulis menjernihkan pikiran. Apa maksudnya? Bagi orang yang kesulitan mengkomunikasikan pergolakan hati atau keruwetan pikirannya, maka menulis bisa menjadi media yang cocok. Dengan menulis, seseorang bisa mengurai apa saja yang menjadi pemikirannya sehingga semakin fokus dan membuat skala prioritas pikiran mana saja yang harus didahulukan, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus dibuang.

2. Menulis mengatasi trauma. Pennebaker menyatakan bahwa menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam tentang trauma yang mereka alami menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan fisik yang lebih baik. Pandangan ini banyak dilakukan oleh para psikolog dalam mendampingi kliennya ketika mereka mengalami trauma tertentu. Ketika masih dalam masa pembentukan sebagai calon imam katolik, saya pernah menulis kembali tentang luka batin masa kecil bahkan luka yang dialami ketika masih dalam kandungan ibu. Hasilnya memang luar biasa. Saya bisa berdamai dengan masa lalu yang penuh pedih perih itu. Dan ketika mengingat kembali peristiwa-peristiwa tersebut, saya sudah berdamai dengan masa lalu, tidak ada sakit hati, marah apalagi dendam pada mereka yang terlibat dalam semua proses luka itu. Orang yang bisa menulis untuk mengatasi trauma akan mengalami peningkatan kekebalan tubuh dan bahkan menjadi semakin sehat.
3. Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru. Bagi orang yang suka detail dan proses (bukan semata-mata mengejar hasil) berdinamika, terutama yang suka menulis catatan harian, menulis bisa menjadi sarana yang sangat membantu untuk mendapatkan dan mengingat informasi yang diperoleh. Apalagi orang yang “ingatannya” pendek alias suka lupa, menulis menjadi sarana pengingat yang tersusun rapi.
4. Menulis membantu memecahkan masalah. Karena menulis mendorong proses integrasi informasi, maka bisa membantu memecahkan masalah-masalah yang rumit. Seseorang akan lebih mudah mendapatkan solusi pemecahan masalahnya. Menulis memaksa seseorang untuk memusatkan perhatian pada topik yang sedang dibahas.
5. Menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa harus menulis. Bagi para mahasiswa atau dosen atau bahkan guru ASN, menulis yang semula karena terpaksa bisa jadi menjadi sebuah hobi baru yang menyenangkan. Keterpaksaan yang membawa berkah ini seringkali justru bisa sekaligus untuk menjawab keempat manfaat sebelumnya. Orang yang rajin menulis (tentu ia juga seorang pembaca yang rajin) akan meningkatkan kualitas hidupnya, pikirannya tidak mudah menjadi pikun karena terus diasah untuk mengingat kata demi kata (tentu saja peristiwa demi peristiwa dalam hidupnya).