Oleh: Alfred B. Jogo Ena

Selepas dielu-elukan kala memasuki Yerusalem

beralas dedaunan dan pakaian

Ia menerima ciuman seharga 30 keping perak

dari murid yang tega

mencucinya di bibir cawan

sehabis diteguknya tandas:

Salibkan Dia, salibkan Dia

ia sendiri terbirit dalam kalut

kala Dia berseru lantang di taman Getsemani:

Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.

Jumat agung bukan tentang drama salib

tetapi tentang CINTA yang menetes

dalam darah dan air

dari Makhota penghinaan yang disematkan di kepalaNya

juga dari sekujur bilur di TubuhNya:

menetes rahmat dan ampunan

bersama seruNya: “Bapa, ampuni mereka tidak tahu yang diperbuatnya.”

Hari ini

lamentasi tentang cinta Ilahi

yang telah diawali dengan basuh kaki dan ekaristi

berakhir di tiang gantung

antara bumi dan surga:

menyucikan segala nestapa semesta

ke dalam ribaan Ilahi

menyatu dalam seru: “Eli, Eli Lama Sabaktani”

di puncak Golgota.

Ya, Golgota itu tempat

keangkuhan dan keserakahan

jadi mesbah kesombongan

tempat membantai Cinta yang menjelma!

Hari ini,

fiat voluntas tua

tidak saja milik Maria

juga milik Putranya

demi manusia

bersatu kembali dengan Allahnya.

Jumat Agung,

tak pernah selesai

karena terus menjelma

dalam aneka siksa

manusia pada sesamanya:

Tak pernah jera sejak Tuhannya.

Selamat merenungkan

Kasih paling Agung

terpahat pada Salib:

tanda Kekuatan KasihNya.

Yogyakarta, 7 April 2023

See insights and ads

Boost post

All reactions:

29You, Fransiskus Dempol, Markus Ofi and 26 others

Spread the love